Strategi Penguasaan Kampus
Oleh: FCQA
Ditulis dalam Buku Sejarah PMII STAI HAS (Menyambung Tali yang Terputus)
PMII dan Kampus, adalah 2 wadah beda lapangan dan beda isi. PMII mewadahi mahasiswa untuk mencari pengalaman organisasi eksernal, sedangkan kampus mewadahi orang-orang yang belajar disebuah Perguruan Tinggi. Namun, tidak mungkin PMII tanpa adanya Kampus; karena kampus adalah “ladang” untuk mencari calon penghuni dari organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Atas dasar itu, Kader PMII mesti memahami keadaan dan situasi kampusnya. Adapun cara-cara untuk memahami kampus: melakukan kajian antropologi kampus dan lain-lain. Setelah kader PMII memahami keadaan kampus, kemudahan dalam melakukan rekrutment akan diperoleh.
Pergerakan belum selesai hanya sampai memahami keadaan kampus; kader PMII baiknya mampu melakukan dominasi didalam organ internal. Bahkan lebih baik kiranya kader PMII menjadi pemimpin dalam organisasi internal, misalnya yang ada di STAI HAS adalah Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Unit Kegiatan Mahasiswa, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Kemudian Anggota/Kader PMII harus bisa mebangun Imej yang baik untuk mengambil simpatik mahasiswa yang belum masuk ke PMII, satu hal lagi yakni membangun komunikasi dengan birokrat kampus, apalagi lagi bisa akrab dengan Rektor atau Ketua Perguruan Tinggi tentu akan jauh lebih baik.
1. Penguasaan Organ Internal.
Dalam menguasai kampus, kader PMII mesti masuk dalam Organisasi Internal kampus. Di STAI HAS sendiri masih terbilang mudah karena untuk masuk dalam organisasi internal, hanya perlu kemauan. Penguasaan organ intra kampus ini hanya akan tercapai dengan kekuatan personal, dan keaktifan kader PMII didalam kampus. Adapun keuntungan penguasaan organ internal ini adalah:
a. Memudahkan Anggota/Kader PMII untuk melakukan kegiatan non akademik didalam kampus.
b. Melakukan pengenalan PMII pada saat Orientasi Pengenalan Kampus.
c. Sinergis antara PMII dan Organisasi Intra dapat dengan mudah dilakukan.
d. Melatih kepemimpinan dan kekompakan Pengurus Komisariat.
2. Membangun Image.
Dalam buku Pemikiran PMII dalam berbagai visi dan persepsi H. Muhyiddin Arubusman mantan Ketua Umum PB PMII Masa Khidmat 1981-1984 mengatakan: pendekatan yang dilakukan adalah dengan menampilkan program yang berbobot dan merangsang gairah keikut-sertaan menjadi anggota, seperti melakukan dialog-dialog kualitatif antara PMII dan lembaga kemahasiswaan intra-universitas secara rutin, serta menyajikan kegiatan yang kreatif dan mengundang simpati mahasiswa. Artinya, yang dikatakan H. Muhyiddin Arubusman adalah proses membangun imej organisasi PMII dari sisi perencanaan kegiatan kemahasiswaan.
Melengkapi pemikirannya H. Muhyiddin Arubusman menambahkan strategi operasional untuk membangun imej secara personal (Anggota/Kader PMII) dengan melakukan tiga hal:
a. Anggota/Kader PMII harus memiliki prestasi akademik yang baik, dalam arti memiliki nilai perkuliahan diatas rata-rata mahasiswa
b. Berpenampilan baik, berkelakuan baik (akhlak yang baik) kepada sesama mahasiswa, apalagi mahasiswa yang baru memasuki dunia kampus.
c. Anggota/Kader PMII harus merebut jabatan strategis di lembaga-lembaga kemahasiswaan (seperti tertulis diatas).
3. Pendekatan Birokrat dan Dosen di Kampus.
Pendekatan terhadap birokrat dan dosen kampus juga dirasa perlu. Untuk itu intensitas komunikasi Kader PMII dengan para birokrat dan dosen di kampus sangat menguntungkan. Manfaatnya jika dikumpulkan sebagai berikut:
a. Memudahkan PMII untuk mengadakan acara didalam kampus.
b. Dipercaya untuk mempelopori berbagai kegiatan kampus
c. Menggunakan mulut para dosen agar para mahasiswa mau aktif di organisasi eksternal. Mungkin, jika dosen itu adalah alumni dari PMII akan lebih nyaman menyampaikan maksud dan tujuan kader PMII
d. Menjadi teman sharing
3 Hal yang dibahas diatas telah banyak dilakukan Anggota/Kader PMII diberbagai kampus dan terbukti efektif untuk menguasai kampus. Sebaliknya, anggota/kader PMII yang tak bisa melakukan 3 hal diatas, kebanyakan memperoleh kesulitan besar saat menguasai kampus dan melakukan rekrutmen anggota baru. Tentu saja semuanya akan berjalan mudah jika antara pengurus dan Anggota/Kader (Non pengurus) membangun kerjasama yang kompak. Cita-citanya hanya satu: yakni membumisasikan PMII dan Ahlussunnah Wal Jama’ah Annadliyah didalam kampus.
Sumber: Sejarah PMII STAI HAS
0 Comments