Cinta dan Makna-makna

Pembuka

Sebenarnya, tugas dalam menulisku ini amat berat. Kenapa begitu? Sebab, belum ada satupun kebakuan mengenai arti dari "cinta" itu apa! Aku mulai menyadari ini saat melalui renungan yang panjang. Renungan-renungan itu menyadarkanku bahwa tugas manusia bukanlah mengartikan cinta (yang cinta itu sendiri) itu sendiri. Kita (manusia) hanya diberi kemampuan untuk menikmati, mengetahui tanda-tanda, merasakan dan memikirkannya. Tentu, ini berlaku bagi kalangan umum sepertiku.
Aku tak memungkuri, ada juga manusia yang langsung mampu memahami cinta itu sendiri dan bercinta dengan cinta (yang cinta itu sendiri) itu sendiri. Cinta ini tidak terikat ruang-waktu, keadannya tetap, tak bermula, tak berakhir. Cinta ini adalah sumbernya cinta para makhluk yang diberi kemampuan untuk menikmati, mengetahui tanda-tandanya, merasakan, dan memikirkannya. Ia adalah "Sang Maha Cinta". Cinta yang ada padaNya: cinta yang tingkatnya tidak menyatu pada materi; Ia "Maha Pengasih"; kasihNya adalah cinta itu sendiri; melekat padaNya. Sehingga aku ini hanya mampu berasumsi atas ini: ini adalah tafsiranku yang mungkin saja terbantahkan. Karena kuasaku hanya memikirkannya, dan merasakannya.

Menurutku, makna cinta adalah cinta itu sendiri, esensinya, atau aku mengatakannya "Sang Maha Cinta" dan "Sang Maha Kasih". Aku belum mampu memberi tafsiran yang lebih dalam selain ini.
Adapun, yang ku sebut sebagai yang langsung memahami: maksudnya adalah manusia-manusia yang telah memilih "Sang Maha Cinta" (Sang Maha Kasih) sebagai yang dicintainya. Kemungkinan ini terjadi, karena memang semua makhluk berasal dari cintaNya, tidak mustahil, segayung air laut yang diambil, lalu kemudian setetesnya jatuh lagi kelautan.
Manusia yang terpilih ini, mereka menghabiskan seluruh hidupnya, bahkan dengan jalan yang agak aneh bagi manusia kebanyakan. Mereka adalah "pencinta" yang Maha Cinta. Teramat panjang jalan mereka menuju pada cinta yang cinta itu sendiri; dan kita masih memiliki kemungkinan untuk menuju padaNya, kepada "Sang Maha Cinta". Asalkan, ada ketulusan dan pengabdian untuk menuju ke tingkatan ini.

Aku, tidak mengajakmu mengartikan "Cinta itu Sendiri" sebab keberadaannya yang tak terikat Ruang-waktu. Aku hanya mengajakmu untuk berupaya mendalami cinta dengan cara menikmati, mengetahui tanda-tanda, merasakan dan memikirkannya. Kenapa aku dan Kamu butuh mendalaminya? Karena aku dan Kamu adalah berasal dari cinta itu sendiri, dari Sang Maha Cinta, san terbukti: bahwa cinta adalah awal dari "kehidupan baru" bagi umat manusia.

Bekasi, 13 Mei 2017
Oleh FCQA
Sebagai Pembuka Essay