Si Penakut yang Menang

Oleh: FCQA

Setiap manusia keadaannya sama berjiwa. Bahkan, pohon-pohon, angin, dan semua yang bernyawa, sama berjiwa.
Menurut para bijak, jiwa adalah esensi terdalam. Keberadaannya "Bebas". Bebas dalam artian tidak terikat matra-matra (tempat dan waktu).

Semua yang hidup, punya jiwa, namun hanya manusia yang memiliki kedudukan tertinggi pada kelas jiwa.

Dalam medis, bahwa ada yang bernama Ruh yg terdapat pada hati, sebelah kiri, tulang rusuk. Keterkaitan antara Ruh dan Jiwa sebenarnya ada. Dalam pembahasan yang lain, plato berkata bahwa, Hati tempatnya sifat "Berani".

Namun, mengapa ada penakut dan pemberani? Sehingga jika si manusia pemberani, lebih berpotensi untuk menang? dan manusia yang penakut, lebih kecil berpotensi untuk menang!

Ada pertanyaan dalam benak saya, apa itu?
Mengapa saat kita berada pada titik takut paling tinggi, justru kita menjadi berani, bahkan, yang berlawanan dengan akal-sehat menjadi terlawankan. yang tak pernah terlakukan, justru dilakukan, dan itu berada dalam ketidak-sadaran.

Kata-kata yang mungkin sering kita dengar adalah: "Ubahlah ketakutanmu, menjadi keberanian!"
Sehingga saya akan memberikan sebuah asumsi bahwa "Keberanian, adalah ketakutan yang paling takut".

Dalam strategi perang (melawan apapun) kita sering dihadapkan pada 2 pilihan, yang satu buruk yang satu baik. Apakah kita sering dihadapkan pada hal yang demikian?

Lalu, aku akan menyimpulkan, dan mengajak, pada kalian, ketakutan: bukan berarti tidak berani. Ketakutan justru jika berada dalam takut yang paling tinggi, maka apapun akan kita lawan!
Dan marilah menjadi "Penakut yang Menang"

Malam di Kota Palu, 21 Mei 2017
Diatas bukit dan Di pinggiran lautan.